Sunday, January 31, 2010

Dari bermimpi hingga sungguh terjadi, ada di sini *)


Teknologi telekomunikasi terus berkembang, dimulai dari telekomunikasi yang hanya dapat dilakukan melalui suara, teks, gambar sampai video, ataupun dari analog ke digital, hal itu akan terus berkembang menurut kebutuhan manusia yang semakin lama semakin beragam aktifitasnya.

Ketika teknologi telekomunikasi analog dikenalkan seperti AMPS, NMT, TACS, orang sudah mengagumi ketika orang dapat berbicara dengan orang lain walau orang lain itu berada di tempat yang jaraknya jauh darinya walaupun dalam berkomunikasi dia tidak duduk di depan telepon (seperti era telepon tetap/kabel), dia tetap dapat berkomunikasi walau sambil berjalan di jalanan. Inilah yang disebut sebagai generasi pertama komunikasi bergerak atau yang disebut dengan 1G saja.

Kemudian teknologi digital pun dikenalkan. GSM, CDMA dan D-AMPS pun hadir. Dengan teknologi ini manusia tak hanya dapat melakukan komunikasi suara tetapi juga teks. Nama layanan pengiriman text itu adalah SMS. Layanan yang memerlukan teknologi digital ini pun menjadi begitu populer, karena harga yang relative murah dibandingkan dengan harus berbicara dan kadang pesan yang ingin disampaikan langsung dapat dipahami maksudnya, tanpa harus mengulang ulangi pembicaraan. Inilah yang dimaksud sebagai generasi kedua atau 2G yang ditandai dengan adanya pengiriman SMS.

Layanan SMS sampai saat ini masih begitu popular. Tentu dengan seiring kemajuan teknologi layanan SMS pun mengalami pengembangan baik disisi ragamnya atau penggunaannya. Dari sisi ragamnya dapat dicontohkan dengan adanya SMS Forward (SMS yang kita terima disalin ke nomer lain), SMS Info(SMS yang berisi informasi yang kita inginkan) dan lain sebagainya. Dari segi penggunaannya SMS tidak hanya untuk berkirim pesan dengan kerabat arau teman tetapi dapat digunakan untuk polling, untuk kampanye, untuk update status di Facebook dan lain sebagainya.

1G, 2G dan tentunya selanjutnya adalah 3G. Tetapi sebelum kita mengenal teknologi 3G ada batu lompatan diantara 2G dan 3G yaitu teknologi 2,5G. Kehadiran teknologi ini ditandai dengan hadirnya layanan GPRS. Layanan untuk akses data ini memungkinkan adanya layanan tambahan untuk generasi kedua. MMS seperti halnya SMS namun kita dapat mengirim tidak hanya text teapi gambar, suara bahkan video.

Adapun kunci dari GPRS adalah bahwa layanan ini berdasarkan layanan data paket (packet switching) artinya data disalurkan dengan dipecah pecah dalam suatu paket data. Berbeda dengan circuit switching dimana data disalurkan dengan tanpa memecahnya dan disalurkan melalui jalur yang didedikasikan untuk itu.

Kita mengenal istilah teknologi generasi ketiga, UMTS, WCDMA, CDMA2000 EVDO, HSDPA, HSUPA, HSPA+ yang memungkinkan dilakukan video call, dengan teknologi video call ini kita dapat melihat fisik orang yang kita ajak berbicara.

Teknologi generasi ketiga ini juga menawarkan akses data yang lebih cepat dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kecepatan downlink maksimal hingga 14Mbit/s dan uplink sampai dengan 5 Mbit/s berbeda dengan GPRS yang kecepatan downlinknya hanya 114 kbit/s. Kalau dibandingkan untuk download sebuah lagu (ukuran 4 MB), GPRS membutuhkan waktu 4 menit 40 detik sedangkan 3G (tercepat) hanya membutuhkan waktu 3 detik. Wow.

Tidak hanya berhenti di teknologi generasi ketiga, generasi keempat pun sudah datang. WiMax dan LTE akan menjadi generasi penerus setelah generasi ketiga ini. Apa yang dapat dilakukan dengan generasi baru ini? Dengan teknologi generasi keempat ini, kecepatan akan transfer data pun semakin cepat. 1000 Mbit/s atau 1 Gbit/s ketika diam dan 100 Mbit/s ketika bergerak. Tak lama lagi kita dapat menikmati tayangan video kualitas tinggi dapat disalurkan melalui jaringan telekomunikasi, akses internet lebih cepat walau kita berada di kendaraan yang bergerak cepat.

Kunci dari teknologi generasi keempat ini selain berada pada kecepatan akses data yang jauh lebih cepat juga pada jaringan dari operator penyedia layanan ini. Dimana pada teknologi generasi keempat ini semua sudah didasarkan pada packet switching mulai dari perangkat pengguna sampai inti jaringan operator. Artinya komunikasi suara disampaikan secara paket data (VoIP), Untuk mendukung itu maka pengalamatan dalam paket switching (IP Address – Alamat IP) menjadi hal yang sangat penting. Alamat IP sekarang masih didasarkan pada IPv4 yang pada kenyataannya semakin berkurang. Jumlah alamat IP yang dimungkinkan dengan IPv4 adalah 232 alamat atau 4.294.967.296 alamat sedangkan dengan IPv6 jumlah alamat yang dimungkinkan ada 2128 alamat atau 3,4 x 1038 alamat. Itu lebih dari cukup untuk mengakomodasi jumlah pengguna yang semakin banyak. Karena diharapkan pada generasi keempat ini setiap pengguna akan mendapakan 1 alamat IP.

Ada 2 standard yang akan berperan di generasi keempat ini, yaitu WiMax dan LTE. Mana yang akan digunakan? Kedua teknologi ini (WiMax dan LTE) berasal dari ranah yang berbeda WiMax sebagai kelanjutan dari Wifi dan LTE sebagai kelanjutan dari 3G akan memiliki peran masing masing bisa saling melengkapai dan bisa saling menggantikan. Ini juga bukti adanya konvergensi antara IT dan Telekomunikasi dimana WiMax dengan latar belakang Wifi yang identik dengan IT dan LTE dengan latar belakang 3G yang identik dengan telekomunikasi telah bertemu di generasi keempat ini.

Uraian mengenai teknologi dari 1G hingga 4G diatas tentunya menjadi gambaran untuk menuju ke layanan 4G. Menyambut teknologi 4G ini tentunya akan menjadi mimpi bagi orang yang menginginkannya. Mengingat apa yang ditawarkan oleh teknologi 4G ini yang menurut sebagian orang sangat dibutuhkan untuk menunjang aktifitasnya. Namun apakah kita sudah siap?.

Kesenjangan digital, sama hal nya dengan kesenjangan social, di Indonesia masih ada. Ada orang yang sudah dapat bervideo call, bermimpi ingin memiliki layanan 4G yang menawarkan segala kecepatan dan kemudahan. Orang yang sudah dapat menelepon dan mengirim sms, mempunyai mimpi dapat melakukan video call. Dan ada orang yang memiliki handset, bermimpi untuk dapat menggunakan handset tersebut untuk menelepon atau mengirim SMS. Hal ini terjadi karena akses jaringan telekomunikasi yang belum merata di Indonesia. Dari bermimpi hingga sungguh terjadi, ada di sini. Di Indonesia.

Inilah tugas bersama antara pemerintah dan pelaku industri telekomunikasi untuk melakukan pemerataan akses telekomunikasi di tengah hingar bingar menyambut teknologi 4G ini.

*) Tulisan ini diikutkan dalam XL Award 2009.

No comments:

Post a Comment